Senin, 05 Desember 2011

perikehidupan lumut daun

LUMUT DAUN/MUSCI
 




Oleh :
Anggit Aprilliani
1410160043
T. IPA Biologi B/III



INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan buku tentang “Lumut Daun” ini tepat waktu dalam rangka memenuhi tugas mandiri, mata kuliah Taksonomi Cryptogamae.
Shalawat serta salam kami curahkan pula kepada nabi besar Muhamad SAW. Keluarganya, sahabat, tabi’in, serta kita semua selaku umatnya yang senantiasa tunduk kepada ajarannya.
Dalam kesempatan kali ini, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.      Ibu Novi Muspiroh, M.P. selaku dosen mata kuliah Taksonomi Cryptogamae.
2.      Rekan-rekan sekalian yang telah membantu penulis dalam penyusunan buku ini.
3.      Semua pihak yang terlibat dalam pembuatan buku ini.
Semogabuku tentang Lumut Daun ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya, dan pembaca khususnya.
Cirebon,  November 2011
                                                                                                           Penulis







DAFTAR ISI
Kata pengantar....................................................... i
Daftar isi................................................................. ii
A.    Pengertian lumut daun.................................... 3
B.     Klasifikasi......................................................... 4
C.     Ciri-ciri lumut daun......................................... 4
D.    Habitat lumut daun......................................... 5
E.     Sistematika lumut daun................................. 6
F.     Reproduksi lumut daun................................... 7
G.     Peranan/Manfaat Lumut Daun (Musci)....... 8
Daftar pustaka
Tentang penulis



LUMUT DAUN/MUSCI
Willhelm Eichler
Berdasarkan bentuk dan susunan tubuhnya, Wilhelm Eichler, pada tahun 1883 membedakan lumut menjadi 2 kelas, yaitu Kelas Hepaticae dan Kelas Musci. Masing – masing kelas yang telah dibagi oleh Wilhelm Eichler dibagi lagi menjadi 3 bangsa oleh Heinrich Gustav Adolf Engler pada tahun 1892, antara lain :
Untuk kelas Hepaticae :
*        Marchantiales
*        Yungermaniales
*        Anthocerotales
Untuk kelas Musci :
*        Spagnales
*        Andreaeales
*        Bryales
Lumut daun terdiri atas lebih kurang 12.000 jenis dan tersiar kemana-mana. Lumut itu dapat tumbuh diatas tanah-tanah yang gundul yang periodik mengalami masa kekeringan, bahkan diatas pasir yang bergerakpun tumbuhan ini dapat hidup. Beberapa macam diantaranya dapat sampai berbulan-bulan menahan kekeringan dengan tidak mengalami kerusakan, bahkan ada yang tahan kekeringan sampai bertahun-tahun.
Dalam hutan-hutan di pegunungan dari daerah tropika batang-batang dan cabang-cabang pohon-pohonnan penuh dengan lumut-lumut ini yang menempel berupa bantal atau bergantungan dari semua bagian tanaman hingga hutan itu pohon-pohonnya seakan-akan penuh dengan lumut yang selalu mencucurkan air.Suasana dalam hutan yang demikian amat lembab, berkabut, dari itu hutan tadi sering juga disebut hutan lumut atau hutan berkabut.
Lumut daun dikenal sebagai lumut sejati yang banyak di temukan didaerah yang lembab dan teduh. Lumut sejati dapat saja ditemukan didaerah kutub, tropis, atau gurun.
Lumut sejati/lumut daun merupakan tumbuhan kecil yang memiliki batang semu yang tegak dengan lembaran daun yang tersusun spiral.Lumut ini memiliki kutikula dari stomata sehingga dapat mencegah hilangnya air dalam selnya.
A.   Pengertian lumut daun
Lumut daun juga disebut lumut sejati. Mengapa disebut demikian?? Karena bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil dengan bagian seperti akar (rizoid), batang dan daun.
Bryopsida adalah kelas yang terbesar di antara anggota Bryophyta lainnya dan paling tinggi tingkat perkembangannya karena baik gametofit maupun sporofitnya sudah mempunyai bagian-bagian yang lebih kompleks.
Gametofit dari lumut daun umumnya dibedakan dalam 2 tingkatan yaitu protonema yang terdiri dari benang bercabang-cabang, dan gametafora yang berbatang dan berdaun. Sporogonium dari lumut daun terdiri atas bagian kaki, seta dan kapsul. Selanjutnya bagian kapsul mempunyai bagian-bagian yang dinamakan apofise, kotak spora atau teka, dan tutup atau operculum.
B.   Klasifikasi
Klasifikasi lumut daun
Regnum      :    Plantae
Division      :    Bryophyta
Kelas          :    Bryopsida
Ordo          :    Bryopceales
Family        :    Bryopceae
Genus         :    Bryopsida
Spesies      :   Bryopsida sp
C.   Ciri-ciri lumut daun
    Secara umum ciri-ciri lumut daun sebagai berikut:
*         Memiliki bagian yang menyerupai batang, akar dan daun.
*         Tubuhnya umumnya tegak, berdaun serupa sisik yang rapat, padat, dan memipih-menumpuk.
*         Pada tempat-tempat yang kering lumut membentuk taiusyang berupa bantal atau gebalan, dan diatas tanah-tanah hutan seringkali merupakan suatu lapisan yang menyerupai beludru.
*         Lumut daun/lumut sejati merupakan tumbuhan kecil yang memiliki batang semu yang tegak dengan lembaran daun yang tersusun spiral.

D.   Habitat lumut daun
*         Lumut daun dapat tumbuh diatas tanah-tanah yang gundul yang peiodik mengalami masa kekeringan, bahkan diatas pasir yang bergerakpun tumbuhan ini dapat hidup.
*         Lumut daun dapat pula kita temukan diantara rumput-rumpt, diatas cadas, pada batang-batang dan cabang-cabang, bahkan ada yang pada daun-daun,pohon-pohon, di rawa-rawa, tetapi jarang didalam air.
*      Lumut daun/lumut sejati dapat ditemukan di daerah kutub, tropis atau gurun.




E.      Sistematika lumut daun
Kebanyakan ahli bryologi membagi Bryopsida menjadi 3 anak kelas yaitu Sphagnidae, Andreaeidae, dan Bryidae.Perbedaan dari ketiga anak kelas tersebut terutama terletak pada struktur anatomi.
1.  Kelas  Sphagnidae
Anak kelas Sphagnidae mempunyai ciri-ciri antara lain: protonema berbentuk daun kecil yang terdiri dari satu lapis sel, gametafora pada ujungnya membentuk cabang-cabang sebagai roset yang menyerupai jambul dan tidak mempunyai rizoid. Sporofit didukung oleh perpanjangan ujung batang yang namanya pseudopodium.
Bangsa ini merupakan suatu bangsa yang monotipik, terdiri ata satu suku saja : Sphagnaceae dan satu marga : Sphagnum yang terdiri atas beberapa jenis. Kebanyakan hidup di tempat-tempat yang berair-air : rawa-rawa atau gambut, oleh sebab itu disebut juga lumut gambut.
2.  kelas Andrealeidae
Andreaeidae mempunyai persamaan dengan Sphagnidae dalam hal sporofitnya yang didukung oleh pseudopodium, tetapi berbeda dalam hal cara membukanya kapsul spora yaitu dengan membentuk 4 katup.
3.  Kelas Bryidae
Anggota Bryidae yang tergolong Stegocarpi mempunyai peristoma pada kapsul sporanya, didasarkan atas sifat dari peristomanya Bryidae dibedakan menjadi 2 golongan yaitu Nematodonteae dan Arthrodonteae.Peristoma adalah gigi-gigi atau rambut-rambut yang mengelilingi stoma pada kapsul spora-spora yang dapat mengadakan gerakan higroskopis, yaitu apabila spora-spora sudah masak peristoma bergerak membuka ke arah luar hingga spora dapat keluar.
Dalam klasifikasi lumut daun, bentuk kapsul, jumlah gigi peristom, bentuk operkulum maupun kaliptra dapat dijadikan dasar penggolongan yang penting.Protonema sekunder ialah protonema yang tidak berasal dari perkecambahan spora, biasanya berupa benang-benang hijau seperti ganggang.Melalui tunas-tunas yang timbul dari prononema sekunder dapat terbentuk individu yang lebih banyak.

F.      Reproduksi lumut daun
Musci berkembangbiak dengan spora dan telah menunjukkan pergantian keturunan yang jelas, tetapi sporofitnya pada lumut dinamakan sporogonium itu belum merupakan buah tanaman lumut tadi dan dapat dibedakan dalam :
· Vaginula, yaitu semacam selubung pada pangkal tangkai sporogonium yang beraal dari dinding arkegonium.
· Seta, yaitu tangkai sporogonium.
· Apofisis, yaitu bentuk pelebaran dari ujung seta atau suatu peralihan dari seta ke sporogonium.
· Sporogonium, yaitu berupa kotak spora, tempat pembentukan spora. Pada bagian tengahnya terdapat kolumela, yaitu bagian yang bersifat steril.
· Kaliptra, yaitu semacam kapsul atau tudung sporangiumyang berasal dari diding arkegonium.
Atau reproduksi lumut daun berproduksi secara :
1. Asseksual, dan
2. Seksual
G.  Peranan/Manfaat Lumut Daun (Musci)
1.   Fungsi
*        Memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons).
*        Bisa digunakan sebagai ornament tata ruang.
*        Spagnum sebagai pembalut atau pengganti kapass, jika Spagnum ditambahkan ke tanah dapat menyerap air dan menjaga kelembaban tanah.
2.     Manfaat
Lumut ini dipercaya bisa digunakan sebagai bahan obat, meski masih diperlukan penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis. Secara tradisional lumut dari marga Usnea dipakai untuk obat diare atau sakit perut dengan cara direbus. Sementara dari marga lumut spagnum dikenal sebagai obat penyakit kulit dan mata.






DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael. 2002. Kimia Untuk SMA kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Sudjana, Atep. 2004. Sains Kimia Untuk SMA kelas XII. Bekasi: PT. Galaxy Puspa Mega.











TENTANG PENULIS
Anggit Aprilliani, lahir di Cirebon, 09 April 1990. Sekolah Dasar di SDN 1 Mandala, SMPN 1 Dukupuntang dan SMAN 1 Sumber. Sekarang tengan menempuh study di IAIN Syekh Nurjati Cirebon di Fakultas Tarbiyah, Jurusan Biologi.
Membuat buku seperti ini memang bukan pengalaman pertama bagi penulis, namun “tak ada gading yang tak retak” begitu kata pribahasa. Untuk itu jika dalam penulisan buku ini terdapat kesalahan, penulis sangat pengapresiasi pada pembaca yang bersedia memberikan saran maupun kritiknya agar penulis lebih baik dalam menulis kedepannya.
Trims’

Jumat, 02 Desember 2011

laprak


LAPORAN PRAKTIKUM
 ZOOLOGI AVERTEBRATA
MOLLUSCA
LOGO IAIN




    Oleh :
                                        Nama           : Anggit Aprilliani
                                        NIM             : 1410160043
                                        Kelas           : BIO B / Semester III
                                        Kelompok   : 3
                                        Asisten        :1. Aryono
                                                             2. Siti Yuni Sufinah


LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2011
PRAKTIKUM III
MOLLUSCA
I.                   TUJUAN
1.      Mengenal obyek Mollusca.
2.      Mengenal ciri morfologi Mollusca.
3.      Menempatkan obyek Mollusca pada kedudukan taksonominya.

II.                DASAR TEORI
Molusca adalah hewan lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuh hewan ini triplobastik, bilateral simetri, umumnya memiliki mantel yang dapat menghasilkan bahan cangkok berupa kalsium karbonat. Cangkok tersebut berfungsi sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari zat kapur misalnya kerang, tiram, siput sawah dan bekicot. Namun ada pula Mollusca yang tidak memiliki cangkok, seperti cumi-cumi, sotong, gurita atau  siput telanjang. Mollusca memiliki struktur berotot yang disebut kaki yang bentuk dan fungsinya berbeda untuk setiap kelasnya.
Mollusca memiliki alat pencernaan sempurna mulai dari mulut yang mempunyai radula (lidah parut) sampai dengan anus terbuka di daerah rongga mantel. Di samping itu juga terdapat kelenjar pencernaan yang sudah berkembang baik. Peredaran darah terbuka ini terjadi pada semua kelas Mollusca kecuali kelas Chepalopoda.
Pernafasan dilakukan dengan menggunakan insang atau “paru-paru” mantel atau oleh bagian epidermis. Alat ekskresi berupa ginjal. Sistem saraf terdiri atas tiga pasang ganglion yaitu ganglion cerebral, ganglion visceral dan ganglion pedal yang ketiganya dihubungkan oleh tali-tali saraf longitudinal. Alat reproduksi umumnya terpisah atau bersatu dan pembuahan internal atau eksternal.
Berdasarkan simetri tubuh, ciri kaki dan cangkoknya, mollusca dibagi menjadi tujuh kelas, yaitu:
1.    Aplachopora
Dikenal  250 jenis, yaitu mollusca dengan bentuk tubuh seperti cacing, tidak mempunyai kepala, kaki maupun cangkang.
Contohnya: Chaetoderma sp.
2.    Monoplacophora
Dikenal ada 6 jenis yang telah diketahui, merupakan mollusca purba dengan cangkang berbentuk kerucut. Contoh: Neopilina galateae.
3.      Polyplacophora (600 jenis), ditandai oleh adanya 8 buah lempengan cangkang dengan banyak serabut-serabut insang yang berlapis, tubuh bilateral simetris. Contoh: Chiton sp.
4.      Scaphopoda
Cangkang memanjang, bentuk seperti tanduk yang terbuka di kedua ujungnya, mantel berbentuk tubus, kaki silindris atau kerucut, insang tidak ada, kepala tanpa mata. Contoh: Dentalium sp.
5.         Gastrophoda (40.000 jenis)
Terdiri dari molusca bercangkang tunggal, walau ada yang tanpa cangkang. Ciri-ciri anggota ini antara lain adalah: kepala terlihat jelas, mempunyai satu atau dua pasang tentakel dengan sepasang diantaranya bersifat retraktil dan dilengkapi dengan sebuah mata pada ujungnya. Organ internal terdapat di dalam cangkang yang terpilin. Cangkang memiliki variasi yang beragam, arah putaran cangkang umumnya ke arah kanan (dekstral) dan umumnya dilengkapi dengan operculum. Tipe cangkang yang berputar ke arah kiri (sinistral) umumnya dijumpai pada kebanyakan gastropoda terrestrial. Sistematik gastropoda agak simpang siur dan menurut Paul Burtsch kelas Gastropoda berdasarkan organ pernafasannya dibagi menjadi tiga ordo yaitu Prosobranchia, Opisthobranchia dan Pulmonata.
6.         Cephalopoda
Berdasarkan pada jumlah insang tentakel dann ada tidaknya cangkang kelas Cephalopoda terdiri dari 2 ordo yaitu Tetrabranchia dan Dibranchia.
7.          Pelecypoda (bivalvia)
Bebrapa contoh spesies Pelecypoda yang banyak dikenal dan memilki nilai ekonomi penting antara lain: Mytilus edulis, Margaritifera sp, Pinctada sp, Anadara sp dan Tridacba sp.

III.             ALAT DAN BAHAN
a.      Alat
1.      Bak preparat
2.      Alat bedah
3.      Silet
4.      Cawan petri
5.      Mikroskop
b.      Bahan
1.    Bekicot (Achatina fulica)
2.    Kerang bulu (Anadara antiquata)
3.    Kerang darah (Anadara granosa)
4.    Kerang hijau (Mitilus Edulis)
5.    Siput/keong (Bellamya javanica)

IV.             PROSEDUR KERJA
1.      Menggambar tiap-tiap specimen tersebut di atas dan beri keterangan serta membuat klasifikasinya.
2.      Melakukan pengukuran terhadap tubuh hewan Mollusca, yang diukur adalah panjang, lebar dan diameter mollusca.
3.      Mengamati struktur morfologi dari semua molusca.
4.      Menghitung jumlah ulir yang menunjukkan umur dari molusca tersebut.
5.      Meletakkan bekicot diatas cawan petri dan membiarkannya berjalan, lalu mengamati dari bawah kaca bagaimana pergerakkannya.
6.      Meakukan rangsangan dengan memberikan sentuhan lidi pada keempat ujung tentakel bagian mediovrental, sekitar kepala dan bagian posterior. Mengmati stimulus yang terjadi.
7.      Mengamati anatomi semua molusca dengan cara memecahka/membuka cangkangnya.

V.                HASIL PENGAMATAN
Nama jenis
Gambar
Keterangan
1.      Bekicot
( Achatina fulica)










2.      Kerang bulu
(Anadara antiquata)











3.      Kerang darah
(Anadara granosa)











4.      Kerang hijau
  (Mitilus edulis)











5.    Siput/keong
(Bellamya javanica)














VI.             PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan pengamatan pada hewan molusca yang bercangkang. Dan hewan molusca yang kami amati adalah:
1.       Bekicot (Achatina fulica)



                                         
 Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Molluska
Kelas          : Gastropoda
Ordo           : Pulmonata
Famili         : Achanidae
Genus         : Achatina
Species       : Achatina fulica
Yang pertama dilakukan adalah mengamati morfologinya. Achatina fulica yaitu termasuk di dalam sub clasiss pulmonata karena hewan-hewan molusca yang hidup didarat bernapas dengan paru-paru yang merupakan modifikasi dari rongga mantel yang kaya dengan kapiler-kapiler darah sehingga masuk ke dalam sub classis pulmonata dari clasiss gastropoda yang merupakan kelompok mollusca yang sangat besar.
Bekicot mempunyai cangkang yang menutupi badannya dan berwarna cokelat dengan garis-garis tidak jelas dan bentuk cangkangnya lebih langsing. Kami juga melakukan pengukuran terhadap panjang, lebar dan diameter tubuh Achatina fulica beserta cangkangnya. Panjang tubuhnya yaitu 8 cm dengan lebar 4 cm beserta diameternya yaitu 13 cm. Pada bekicot terdapat ulir yang menunjukkan umurnya. Kami menghitung terdapat 7 ulir sehingga dapat diketahui umur bekicot tersebut adalah 7 bulan. Bentuk cangkang bekicot seperti kerucut yang melingkar seperti konde. Puncak kerucut merupakan bagian yang tertua, disebut umbo. Cangkang yang dimiliki bekicot ini merupakan tipe dekstral, karena arah putarannya kekanan.
Bekicot memiliki badan yang lunak dan pada saat bergerak dan menjulurkan tubuhnya dapat dilihat bagian kepalanya dan pada kepalanya itu terdapat mempat tentakel. Satu pasang tentakel berada di bagian atas (lebih dekat dengan cangkang dan sepasang lagi yang berada di bawahnya. Tentakel yang berada di atas ukurannya lebih panjang dari pada tentakel yang ada di bawahnya dan pada ujung tentakel yang panjang itu terdapat matanya yang berfungsi sebagai reseptor terhadap cahaya sedangkan tentakel yang berda di bawah adalah antena.
Selanjutnya kami mencoba meletakkan bekicot diatas cawan petri dan mengamati dari bawah cawan utnutk mengetahui pergerakan yang dilakukan bekicot. Pada waktu bergerak aktif permukaan bawah kakinya bergelombang karena ada aktivitas-aktivitas otot di dalamnya Bekicot bergerak dengan kaki perutnya, kaki perut tersebut terdiri atas otot yang kuat untuk merapat. Permukaan cawan yang dilalui oleh bekicot berbekas meninggalkan lendir (mucus) yang berfungsi untuk memperlancar pergerakkan, melindungi tubuhnya dan untuk menghindari dehidrasi bagi bekicot serta menjaga agar kaki tidak kering dan untuk menahan kaki yang relaksasi sementara bagian kaki yang berkontraksi dapat bergerak ke depan.
Habitat bekicot yaitu pada tempat yang lembab dan banyak terdapat sampah. Hewan ini memakan berbagai tanaman budidaya, oleh karena itu bekicot termasuk salah satu hama tanaman.





Setelah mengamati morfologinya kami memecahkan cangkang untuk mengamati organ-organ /anatomi bagian dalam cangkang bekicot tersebut. Fungsi dari cangkang adalah untuk melindungi fiscera (organ bagian dalam). Ketika dipecahakan terlihat otot/daging bagian dalam yang merupakan otot abduktor. Sedangkan otot yang keluar dari cangkang disebut otot aduktor yang digunakan untuk bergerak. Selain itu ada berbagai macam organ yang diamati yaitu: mulut, anus, paru-paru ginjal, empedu dan sistem saraf (ganglion serebral, ganglion pedal, ganlion parietal, abdominal dan bukal).
Selian pengamtan morfolgi dan anatominya kami juga mengamati lendir yang dikeluarkan bekicot dengan mikroskop. Dalam pengamatan ini kami menemukan dua macam bakteri, yaitu: bakteri monokokus yang berbentuk bulat dan bakteri bacillus yang berbentuk seperti batang. Selian itu terlihat juga sel epitel mucus bekicot yang terlihat berbentuk seperti awan (bergelombang). Bakteri Basilus tersebut berperan sebagai penghasil antibiotik sehingga lendir bekicot sering digunakan untuk menyembuhkan luka.

2.      http://wiedrozano.files.wordpress.com/2011/08/picture1.jpg?w=300&h=295Kerang bulu (Anadara Antiquata)







Klasifikasi:
Kingdom   : Animalia
Filum         : Molluska
Kelas         : Bivalvia
Ordo          : Pteriomorpha
Famili       : Arcidae
Genus         : Anadara
Spesies       : Anadara antiquata
Pengamatan morfolgi yang pertama dengn melakukan pengukuran tubuhnya. Panjang kerang adalah 3,7 cm dengan lebar 5,5 cm dan diameternya 11,2 cm. Umur kerang dara ini diperkirakan 9 bulan. Terlihat dari jumlah garis-garis yang ada pada cangkangnya yaitu ada 37 garis yang dibagi 4. Bentuk dari kedua cangkangnya mempunyai simetris yang sama. Yang membedakan kerang bulu dengan kerang dara adalah pada kerang bulu di cangkangnya terdapat bulu sedangkan pada kerang dara tidak ada bulu. Dan dari segi ukuran, ukuran kerang bulu lebih besar dari kerang darah. Cangkang kerang ini keras karena mengandung zat kapur.
Setelah pengamatan morfologi, kami membuka cangkangnya untuk pengamatan anatominya. pada kerang ini juga terdapat otot adduktor yaitu otot yang mengatur membuka atau menutupnya cangkang serta ada otot Abduktor yaitu daging yang biasa dikonsumsi oleh manusia. Organ yang dimiliki adalah ginjal, jantung, mulut, dan anus. Kerang dapat bergerak dengan "kaki" berupa semacam organ pipih yang dikeluarkan dari cangkang sewaktu-waktu atau dengan membuka-tutup cangkang secara mengejut.
3.      Kerang darah (Anadara granosa)







 





Klasifikasi:
Kingdom   : Animalia
Filum         : Mollusca
Kelas         : Bivalvia
Ordo         : Arcoida
Famili        : Arcidae
Genus        : Anadara
Spesies      : Anadara granosa
      Hasil dari pengukuran tubuh kerang darah ini adalah: panjang 1,8 cm dengan lebar 2,8 cm dan diameter 4,5 cm. Umur kerang ini dapat ditentukan dengan menghitung jumlah garis yang ada pada cangkangnya. Jumlah garis adalah 21 dibagi 4 sehingga dapat diperkirakan umurnya sekitar 4,5 bulan. Ukuran kerang ini lebih kecil daripada kerang bulu.
      Kemudian pengamatan anatominya adalah terdapat Kaki yang  berbentuk seperti kapak pipih yang dapat dijulurkan keluar. Kaki kerang ini berfungsi untuk merayap dan menggali lumpur atau pasir. Kerang ini bernafas dengan dua buah insang dan bagian mantel. Insang ini berbentuk lembaran-lembaran (lamela) yang banyak mengandung batang insang. Antara tubuh dan mantel terdapat rongga mantel yang merupakan jalan keluar masuknya air. Kerang ini hidupmenempel di dasar laut.
4.      Kerang hijau (Mitiltus edulis)


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXfz-KhYyYtUSJD9_50JQp6LmAUi_mSNvoRmg083yxFG30a_evW46AKrAtZLMRE5JOT-YqrIz1Z6-bPWswtxd4tp4pE-8f4hpDWKeR4tx5pwbpjm5CurX7Kcjru8D9XkCdb8OxyMG56zDF/s200/New+Picture.jpg
 







Klasifikasi:
Kingdom   : Animalia
Filum         : Mollusca
Kelas         : Bivalvia
Ordo          : Mytiloida
Famili        : Mytilidae
Genus        : Mytilus
Spesies      : Mitiltus edulis
Pengukuran tubuh kerang hijau hasilnya adalah: panjang 6,5 cm dengan lebar 1,5 cm dan diameter tubuhnya adalah 8,5 cm. Warna dari cangkang kerang ini menimbulkan gradasi warna yang semakin terang ke bagian depan tubuhnya. Warna cangkang yang lebih dekat pada umbo warnanya lebih gelap (hitam) semakin ke depan warna mendekati warna hijau. Jumlah garis yang menunjukkan umurnya adalah 13 dibagi 4 sehingga dapat diperkirakan umurnya sekitar 3 bulan.
Pengamatan anatomi dilakukan untuk mengetahui organ dalam kerang ini. Ketika cangkang dibuka terlihat pada permukaan cangkang bagian dalam mementulkan cahaya yang berwarna saat terkena cahaya. Hal tersebut karena kerang hijau ini memiliki lapisan prismatik. Selian itu terdapat massa viseral adalah bagian tubuh yang lunak. massa viseral merupakan kumpulan sebagaian besar organ tubuh seperti pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Terdapat pula mantel berupa rongga tempat pertukaran udara dan  yang berisi cairan. Mantel  mensekresikan bahan penyusun cangkang.

5.      Siput (Bellamya javanica)


 







Klasifikasi :
Kingdom   : Animalia
Filum         : Mollusca
Kelas         : Gastropoda
Ordo          : pulmonata
Famili        : Liymnacidae
Genus        : Bellamya
Spesies       : Bellamya javanica
      Hasil pengukuran tubuh siput adalah panjang 3,9 cm denagn lebar 3,4 cm dan diameternya 11 cm. Cangkangnya mirip dengan bekicot namun cangkang siput ini lebih lebar membundar dan pada umbo tidak runcing. Dan warna cangkangnya lebih berwarna gelap sedangkan pada bekicot warna cangkan sedikit terang dan terdapat “batik” pada ulirnya. Jumlah ulir yang menunjukkan umur siput ini adalah 7 sehingga dapt diperkirakan umurnya adalah 7 bulan.
      Anatominya hampir sama dengan bekicot. Terdapat paru-paru, ginjal, empedu, anus dan saraf pedal, saraf serebral dan visceral. Yang paling mencolok perbedaan dengan bekico adalah pada siput terdapat operculum yaitu semacam penutup/pelindung tubuhnya yang lunak ketika menyembunyikan diri di dalam cangkangnya.

VII.          KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
1.      Pada kelas gastropoda yaitu bekicot dan siput bernapas dengn paru-paru karena hidupnya di darat.
2.      Pada kelas bivalvia yaitu kerang darah, kerang blu dab kerang hijau bernapas dengan insang yang berbentuk lembaran karena hidupnya dalam air (air laut)
3.      Hewan mollusca yang hidup di laut cangkangnya lebih keras karena mengandung banyak zat kapur sedangkan yang hidup di darat tidak terlalu keras.


VIII.       PERTANYAAN
1.      Tuliskan perbedaan morfologi dan anatomi masing-masing kelas pada filum mollusca!
2.      Jelaskan funsi mucus pada gastropoda? Dam mikroorganisme apa saja yang ditemukan?
JAWABAN:
1.      Perbedaanya adalah:
-            Pada kelas pulmonata antara siput dan bekicot memiliki cangkang dan organ dalam yang hampir sama, namun terdapat perbedaan yaitu pada siput terdapat operculum yang berfungsi untuk melindungi tubuhnya sedangkan pada bekicot tidak ada.
-            Walau pun masih dalam genus antara kerang dara dan kerang bulu memiliki perbedaan yaitu ukuran tubuh kerang darah lebih kecil jika dibandingkan dengan kerang bulu. Dan jika pada kerang darah tidak terdapat bulu, pada kerang bulu terdapat banyak bulu pada cangkangnya.
-            Perbedaan antara kerang hijau dan kerang darah/kerang bulu adalah warna cangkang. Pada kerang hijau berwarna hijau sedangkan pada kerang berwarna putih. Dan pada kerang hijau terdapat lapisan prismatik.
2.      Fungsi  lendir (mucus) adalah untuk:
-          memperlancar pergerakkan, melindungi tubuhnya.
-          menghindari dehidrasi bagi bekicot serta menjaga agar kaki tidak kering dan untuk menahan kaki yang relaksasi sementara bagian kaki yang berkontraksi dapat bergerak ke depan.
Organisme yang ditemukan: bakteri monokokus yang berbentuk bulat dan bakteri bacillus yang berbentuk seperti batang.
IX.             DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., J.B Reece & L.G. Mitchell. 2005. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Fitriah, Eka. 2011. Panduan Praktikum Zoologi Avertebrata. Pusat Laboratorium IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Avertebrata. Bandung: Alfabeta.
Suwignyo, sugiarti dkk. 2005. Avertebrata air jilid 2. Jakarta: Penebar swadaya.
http://belajarterusbiologi.blogspot.com/2011/04/molusca.html






















LAMPIRAN





















 






























LEMBAR PENGESAHAN
            Laporan praktikum Zoologi Avertebrata berjudul “Mollusca” telah disetujui/disahkan pada tanggal 4 November 2011.
Cirebon. 4 November2011
Asisten Praktikum,